Harga minyak mentah kompak bergerak lebih tinggi pada awal perdagangan hari ini, melanjutkan kenaikan pada perdagangan sebelumnya. Hal ini pun menjadikan minyak naik ke level tertinggi dalam empat bulan didorong penurunan ekspor Irak dan Arab Saudi.

Pada awal perdagangan hari ini Selasa (19/3/2024), harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,16% ke posisi US$82,85 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent bergerak lebih tinggi atau naik 0,07% di posisi US$86,95 per barel.

Pada perdagangan Senin (18/3/2024), harga minyak mentah WTI ditutup melesat 2,07% di posisi US$ 82,72 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent terapresiasi 1,82% di posisi US$ 86,89 per barel.

Harga minyak naik sekitar 2% ke level tertinggi dalam empat bulan pada hari Senin karena ekspor minyak mentah yang lebih rendah dari Irak dan Arab Saudi serta tanda-tanda permintaan yang lebih kuat dan pertumbuhan ekonomi di China dan Amerika Serikat (AS).

Hal ini mendorong kedua minyak acuan tersebut ke area overbought secara teknis dengan Brent ditutup pada level tertinggi sejak 31 Oktober dan WTI ditutup pada level tertinggi sejak 27 Oktober.

Dari sisi pasokan, Irak, produsen terbesar kedua OPEC, mengatakan akan mengurangi ekspor minyak mentah menjadi 3,3 juta barel per hari (bph) dalam beberapa bulan mendatang sebagai kompensasi atas kelebihan kuota OPEC+ sejak Januari. Hal tersebut akan mengurangi pengiriman sebesar 130.000 barel per hari sejak bulan lalu.

Pada bulan Januari dan Februari, Irak memproduksi minyak secara signifikan lebih banyak daripada target produksi yang ditetapkan pada bulan Januari ketika beberapa anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, setuju untuk mendukung harga pasar.

Di Arab Saudi, produsen terbesar OPEC, ekspor minyak mentah turun untuk bulan kedua berturut-turut, turun menjadi 6,297 juta barel per hari di bulan Januari dari 6,308 juta barel per hari di bulan Desember.

Sementara itu di Rusia, serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi telah menghentikan sekitar 7% kapasitas penyulingan pada kuartal pertama.
Pelaku pasar mengatakan penghentian kilang akan mendorong Rusia untuk meningkatkan ekspor minyak melalui pelabuhan baratnya pada bulan Maret sebesar hampir 200.000 barel per hari menjadi sekitar 2,15 juta barel per hari.

Dari AS, produksi minyak dari wilayah penghasil serpih terbesar akan meningkat pada bulan April ke level tertinggi dalam empat bulan, menurut perkiraan energi federal.

Adapun tanda-tanda permintaan meningkat dari negeri tirai bambu. China sebagai negara importir minyak terbesar di dunia, produksi pabrik dan penjualan ritelnya melampaui ekspektasi pada periode Januari-Februari, menandai awal yang baik untuk tahun 2024 dan memberikan sedikit keringanan kepada para pembuat kebijakan bahkan ketika pelemahan di sektor properti masih menjadi hambatan bagi perekonomian negara tersebut.

Produksi minyak mentah China pada periode Januari dan Februari naik 3% dibandingkan dengan dua bulan yang sama tahun sebelumnya karena kilang negara tersebut meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang tinggi terhadap bahan bakar transportasi selama periode perjalanan Tahun Baru Imlek.