Harga perak melanjutkan tren negatifnya pada perdagangan hari ini menjadi 5 hari beruntun. The Fed yang segera menaikkan suku bunga jadi penekan gerak harga aset safe haven tersebut.
Pada Kamis (27/1/2021) pukul 08:15 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 23.42/ton, melemah 0,22% dibandingkan posisi kemarin.
Harga perak tercatat anjlok 4,13% sejak 10 Januari yang merupakan level tertinggi dalam dua bulan. Perak dijual investor karena kepastian suku bunga The Fed akan segera naik. Hal ini tertuang dalam pernyataan setelah rapat komite pengambil kebijakan (FOMC) tadi malam.
"Dengan inflasi yang jauh di atas 2 persen dan pasar tenaga kerja yang kuat, Komite mengharapkan akan segera menaikkan kisaran target suku bunga dana federal," kata pernyataan The Fed.Baca: The Fed Siap Naikkan Suku Bunga, Wall Street PHP, IHSG Piye?
Hal ini mendorong dolar dan imbal hasil imbal hasil (yield) Treasury melambung.
Indeks Dolar saat ini sudah mendekati level 96, tepatnya berada di 95,95. Ini membuat perak yang dibanderol dengan dolar semakin mahal dibandingkan dengan mata uang lainnya.
Sementara yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun naik 5 basis poin (bps) hanya dalam waktu semalam menekan perak. Yield obligasi adalah lawan sepadan bagi safe haven karena merupakan aset minim risiko. Namun, kilau perak akan pudar karena tidak memiliki imbal hasil seperti obligasi.
Selain itu, biaya peluang atau opportunity cost pun akan meningkat jika tetap memegang perak.