Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengungkapkan modal inti Allo Bank naik lebih dari Rp6 triliun setelah melakukan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

"Modal inti Allo Bank meningkat lebih dari Rp6 triliun dan membuat perusahaan menjadi bank digital dengan permodalan yang kuat di Indonesia," ungkap Inarno dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/1).

Menurut Inarno, transaksi keuangan secara daring di masyarakat meningkat seiring dengan perkembangan sektor digital di Indonesia. Kehadiran bank digital, kata Inarno, akan memperkuat industri perbankan nasional.

"Indonesia memiliki pasar yang besar dan potensial bagi pengembangan ekonomi digital, termasuk perbankan digital," tutur Inarno.

Ia berpendapat kenaikan transaksi keuangan digital juga dipengaruhi dengan situasi pandemi covid-19. Wabah itu telah membatasi pergerakan masyarakat di ruang publik, sehingga masyarakat melakukan transaksi secara online.

"Hampir semua transaksi keuangan di Indonesia sudah menggunakan platform digital, seperti Gopay, Shopeepay, DANA, OVO, dan sebagainya," terang Inarno.

Oleh karena itu, Inarno menilai kehadiran Allo Bank di bursa efek akan menarik perhatian investor di Indonesia. Terlebih, permodalan Allo Bank sudah lebih kuat, sehingga memiliki potensi lebih bagus ke depannya.

"Semoga dengan terlaksananya rights issue Allo Bank dapat semakin maju dan berkembang, menghadirkan aset yang mudah ke produk finansial ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia," jelas Inarno.

Dalam kesempatan yang sama, Chairman CT Corp Chairul Tanjung mengaku bangga karena banyak perusahaan yang mengikuti rights issue Allo Bank. Hal ini baik perusahaan di sektor digital dan non digital.

"Kami tentu sangat bangga bahwa begitu banyak perusahaan-perusahaan, baik digital maupun non digital ikut berpartisipasi dalam rights issue ini," ungkap Chairul.

Ia pun mengapresiasi pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena telah memberikan izin rights issue kepada Allo Bank. Mantan menteri koordinator bidang perekonomian itu juga mengucapkan terima kasih kepada OJK karena telah membimbing manajemen Allo Bank untuk menyampaikan prospektus rights issue secara detail.

Sebagai informasi, mengutip cnbcindonesia.com, Allo Bank berpotensi meraup dana sebesar Rp4,8 triliun dari rights issue.

Perusahaan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 10,04 miliar saham atau setara 46,24 persen dari modal disetor perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp478 per saham.

Rencananya, Allo Bank akan menggunakan dana dari hasil rights issue untuk memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan modal inti.