Perusahaan manufaktur komponen otomotif milik Grup Triputra, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 20 Desember 2021.
Perseroan menawarkan 705.882.300 lembar saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran umum Rp 500 per saham. Sehingga dari aksi korporasi ini, perseroan meraih dana senilai Rp 350 miliar.
Dari dana tersebut, perseroan berencana untuk terus melakukan ekspansi dan meningkatkan kapasitas pabrik.
Saat debut perdana, saham DRMA terpantau melemah 0,40% ke level Rp 498 per saham setelah diperdagangkan sebanyak 4.138 kali dengan volume 40,63 juta saham. Adapun, nilai kapitalisasi pasar DRMA sebesar Rp 2,34 triliun.
Presiden Direktur DRMA, Irianto Santoso mengungkapkan, IPO ini menjadi pencapaian besar dan bersejarah bagi kami untuk bisa menjadi perusahaan publik di akhir tahun 2021 ini.
"Momen ini membawa Dharma Polimetal Tbk ke babak baru dalam industri komponen otomotif di Indonesia. Dengan struktur permodalan yang kuat yang didukung oleh pemegang saham publik serta grup Triputra," katanya, dalam keterangan resmi.
Irianto mengungkapkan, sampai akhir 2021, DRMA akan mampu meraih peningkatan penjualan di atas 50%, atau naik sekitar Rp1 triliun dari Rp1,87 triliun di akhir 2020.
Selain itu, DRMA memproyeksikan kenaikan laba bersih bahkan akan meningkat lebih dari 25 kali lipat di akhir tahun ini dibanding posisi di akhir 2020. "Untuk tahun 2022, kami optimis target pertumbuhan penjualan dan laba bersih akan tetap mampu tumbuh double digit," bebernya.
Siap Pasok Komponen Mobil Listrik
Perseroan juga menyatakan kesiapannya memasok komponen untuk kendaraan listrik (electric vehicle).
Irianto Santoso menyampaikan, meskipun industri kendaraan listrik baik roda dua maupun roda empat di Tanah Air diperkirakan baru akan dimulai 2 sampai 3 tahun ke depan, perseroan sudah mengantisipasi kebutuhan komponen mobil listrik berupa body part.
Irianto menjelaskan, untuk body part saat ini beberapa pelanggan Dharma Grup sudah mempersiapkan menghadapi electric vehicle dengan menggunakan body part berbahan high tensile steel atau bahan baja yang dibuat khusus untuk mengimbangi beratnya bobot baterai mobil listrik.
"Untuk menjadi kendaraan EV, berat kendaraan harus dibuat ringan, harus high tensile steel. Ini yang kita siapkan dan sudah mulai," kata Irianto, dalam paparan publik, Senin (22/11/2021).
Irianto juga menambahkan, saat ini body part dengan high tensile steel sudah diproduksi oleh Dharma Grup tapi barU di kendaraan yang berbasis motor pembakaran dalam internal combustion engine [ICE]. Nantinya, ketika era EV sudah datang, perusahaan sudah siap menyuplai ke berbagai merek berbagai produsen otomotif di Indonesia.
"Industri EV masih lama, bisa 2 sampai 3 tahun lagi. Kita mengantisipasi semua itu, membuat komponen untuk semua merek," bebernya.
Saat ini, pemegang saham Dharma Polimetal ialah PT Dharma Inti Anugerah (DIA) yang menggenggam 56% saham perusahaan, PT Triputra Investindo Arya (TIA) sebesar 15,91%, sebanyak lima orang jajaran anggota direksi dan komisaris perusahaan memegang 25,84% saham dan dua individu lain yang merupakan komisaris dan direktur utama perusahaan yang terafiliasi memiliki kepemilikan 2,25% sisanya.
Setelah IPO, porsi kepemilikan PT Dharma Inti Anugerah menyusut menjadi 47,6%, PT Triputra Investindo Arya menjadi sebesar 13,53%, sedangkan kepemilikan publik menjadi 15%.
Adapun ultimate beneficiary ownership (UBO) atau pemegang saham pengendali oerseroan adalah Like Rani Imanto yang merupakan istri dari TP Rachmat, pendiri Grup Triputra melalui kepemilikan sebesar 99,99% pada DIA dan 99,99% pada TIA.