Sejumlah emiten tambang batubara mulai melakukan diversifikasi bisnis ke sektor nonbatubara, salah satunya adalah energi baru terbarukan (EBT). Wakil Direktur PT Indika Energy Tbk (INDY) Azis Armand menyebut, saat ini INDY sedang dalam proses transformasi dan transisi dari sektor penghasil karbon menjadi sektor yang menghasilkan karbon lebih rendah.
Azis mengatakan, INDY berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada 2050 atau lebih awal. Sebelum mencapai tersebut, INDY menargetkan sebanyak 50% dari pendapatan Indika Energy akan disumbang dari bisnis nonbatubara. Hal ini menunjukkan keseimbangan antara sektor batubara dengan nonbatubara.
“Bisnis batubara menyumbang hampir 80% pendapatan Indika. Hal inilah yang ingin kami coba seimbangkan antara sektor batubara dengan non batubara,” terang Azis, Kamis (16/12).
Proses transisi energi dilakukan melalui dua mekanisme. Pertama melalui proses operasional, dimana INDY sudah mulai menekan konsumsi  bahan bakar fosil tanpa mengorbankan produktivitas. Salah satu yang dilakukan adalah mengonversi kendaraan operasional dengan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Kedua, dari sisi portofolio. INDY akan melakukan investasi pada sektor nonbatubara dan melakukan divestasi pada sektor batubara.
Namun, Azis menekankan ada empat aspek penting yang harus diperhatikan ketika transisi energi dilakukan, yakni mempertahankan pertumbuhan ekonomi, aksesibilitas, kelangsungan lingkungan hidup, dan harganya yang terjangkau (affordable). “ Ini empat faktor penting selama proses transisi,” sambung Azis.
Asal tahu, di sektor EBT, INDY telah menjalin kerja sama dengan perusahaan asal India, Fourth Partner Energy (4PEL) untuk mendirikan perusahaan patungan bernama PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). Perusahaan ini fokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terintegrasi.