Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,15% ke level 6.675,13 pada perdagangan Selasa (4/1/2021).
IHSG lanjut menguat dengan apresiasi 0,32% ke 6.686,92 pada 09.02 WIB. Di awal perdagangan asing terpantau melakukan beli bersih (net buy) tipis sebesar Rp 8,55 miliar.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi dua saham dengan net buy asing terbesar Rp 5,8 miliar dan Rp 5,0 miliar.
Sedangkan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 1,7 miliar dan Rp 1,6 miliar.
Kemarin, IHSG ditutup melonjak 1,27% ke level 6.665,31 setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka perdagangan perdana tahun 2022. Dalam kesempatan tersebut ia menjabarkan berbagai tantangan yang kemungkinan dihadapi dunia, tak terkecuali Indonesia pada tahun depan.
Jokowi kembali menegaskan komitmennya untuk mendorong hilirisasi dari sumber daya alam (SDA) dan rencana menutup ekspor sejumlah bahan mentah tambang.
Presiden JokoWidodo(Jokowi) juga menyebutkan keinginan agar jumlah investor pasar modal di Indonesia terus bertambah banyak. Penambahan jumlah investor ini menurutnya akan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain itu, Jokowi juga mengatakan berbagai ancaman yang akan dihadapi dunia pada tahun ini, termasuk varian baru Covid-19 omicron, tapering hingga ancaman inflasi.
Terdapat sejumlah sentimen yang dapat mempengaruhi pasar. Pertama tentu perkembangan positif di Wall Street. Hijaunya Wall Street dapat menjadi penyemangat bagi pelaku pasar di Asia untuk mencapai hal yang sama, termasuk di Indonesia.
Sentimen kedua, ada kabar kurang sedap dari China. Kabar yang menghantui sejak tahun lalu, yaitu krisis properti China. Kegagalan bayar utang (default) membayangi perusahaan properti Negeri Panda, paling heboh tentu yang dialami Evergrande, perusahaan properti terbesar kedua di China. Tahun lalu, krisis properti China (terutama yang dialami Evergrande) menjadi sentimen negatif di pasar.
Sentimen terakhir datang dari dalam negeri. Akhir pekan lalu, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menghentikan sementara ekspor batu bara selama sebulan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pasokan batu bara ke pembangkit listrik, yang pasokannya semakin menipis.