Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melesat 0,28% ke level 6.572,54 pada perdagangan pagi ini, Rabu (22/12/2021).
IHSG lanjut menguat dengan apresiasi 0,42% ke level 6.583,39 pada 09.08 WIB. Asing masih net sell di pasar reguler sebesar Rp 30 miliar. IHSG menguat kencang pagi ini setelah kemarin hijau tipis di kala bursa asia lain yang terbang tinggi.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi dua saham yang paling banyak dilepas asing dengan net sell sebesar Rp 12 miliar dan Rp 6 miliar.
Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT MNC Studios International Tbk (MSIN) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy sebesar Rp 5,3 miliar dan Rp 1,5 miliar.Baca: Omicron Berpeluang Jadi Akhir Pandemi, IHSG Siap Ngegas Lagi!
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melesat pada perdagangan Selasa (21/12/2021), mengakhiri selama tiga hari sebelumnya akibat lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.
Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 560,54 poin (+1,6%) ke 35.492,7. S&P 500 melesat 1,8% ke 4.649,23 dan Nasdaq terbang 2,4% ke 15.341,09.
Harga minyak mentah dunia pun kembali menguat sebesar 2,5% atau kembali melewati angka psikologis US$ 70 per barel.
Salah satu sentimen positifnya datang dari FDA yang disebut akan menyetujui obat Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer dan Merck yang diklaim efektif mencegah dan menurunkan tingkat keparahan infeksi.
Di sisi lain pasar yang jenuh jual juga membuka ruang untuk para pelaku pasar melakukan aksi pembelian aset keuangan yang sudah diobrak murah.
"Pasar bereaksi terhadap posisi jenuh jual dalam jangka pendek.. Omicron dan efeknya yang belum terukur menciptakan volatilitas signifikan, obligasi jenuh beli, saham jenuh jual," tutur Timothy Lesko, kepala Granite Investment Advisors seperti dikutip CNBC International.
Dari dalam negeri, Kementerian Kesehatan melaporkan tambahan dua kasus baru positif Covid-19 Omicron setelah melakukan genome sequencing. Sehingga secara total kasus Omicron yang terdeteksi di Tanah Air ada 5 kasus.
Faktor lain yang dicermati oleh pelaku pasar adalah kemungkinan window dressing yang biasanya terjadi di penghujung tahun.